catatan kecil tentang sebuah kisah

Kamis, 25 Agustus 2011—   hasrat ingin menulis puisi selalu mempunyai ritme yang berbedabeda dari waktu ke waktu. Hingga media saluran tulisan pun hadir sebagai transpormasi penulis untuk mempublis karya baik media massa maupun cetak semisal buku, majalah, antologi, dan lainnya. Setelah masuk antologi “ Empat Amanat Hujan ” (Dewan Kesenian Jakarta, 2010). Alhamdulillah, ditahun 2011 tiga puisiku lolos dan dibukukan pada antologi “ Negeri Cincin Api ” (Lesbumi, 2011) Antologi ini bertemakan terkait bencana yang terus melanda negeri kita Indonesia.  Rindu Indonesiaku : untuk Yuni di sana Indonesia kini Bukan lagi ndonesiaku yang dulu Negeri yang kini dikotori luapan nafsu Jadikannya semakin kelabu Aku rindu Indonesiaku yang dulu Sejahtera lagi sentosa Tanpa adanya sikap biadab Kini indonesiaku menangis Menumpahkan air dari laut Memuntahkan api dari kawah Meniupkan angin kehancuran Menggetarkan ranah kehidupan Memporak-porandakan negeri yang kelam      ...

Antologi Puisi K amis, 7 Oktober 2010 —PUISI, salah satu karya sastra yang membuatku mengalihkan suatu hobi yang berbeda jauh dari sebelumnya. Dengan puisilah aku mengubah paradigma pemikiranku yang kuanggap biasa dan takkan menjadi suatu inspirasi bagi diri sendiri maupun orang lain. dengan puisi aku mengubah pandangan terhadap diriku yang melihatku sebelah mata teranggap sampah, kini menjadi merubah. Semua karna puisi. Waktu memberikan ku pelajaran bagaimana aku dapat mengembangkan pikiran ku dalam suatu karya seni terlebih sastra dalam bidang puisi dan sajak. Puisi pertama yang kubuat masuk dalam antologi “empat amanat Hujan” Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2010. Hal ini bermula ketika seorang teman sekaligus kakak tingkat di kampus yang benama Tria Achria memberikan secarik kertas yang isinya adalah suatu Link dari alamat Email pembukuan antologi. Tak banyak pikir, aku langsung saja mengirimkan tulisanku berupa puisi yang kubuat secara otodidak dan hasil pemikiranku sendiri...

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Senin, 27 juli 2009— sudah lama keinginan ku untuk dapat berkuliah. bahkan hal ini sudah kurencanakan ketika masih bersekolah. Dalam benak, kuliah merupakan hal yang menarik dan bebas  melakukan apapun. Hal ini yang aku inginkan kini sudah didepan mata. aku baru saja mengikuti Ujian saringan masuk PTN atau yang sekarang sering disebut sebagai SMPTN. aku sangat berharap akan lolosnya dari saringan masuk tersebut. sehingga aku dapat memilih akan berkuliah kemana nanti. pegumuman kelolosan ujian pun tinggal sehari. aku sangat cemas bahkan sampai aku bingung untuk melalukan apa agar dapat melupakan pikiranku terkait besok yang belum jelas hasilnya.  Hari senin, tepat tanggal 28 Juli 2009 — Pengumuman hasil SMPTN pun di sebarkan dalam beberapa bentuk, online, surat kabar, sampai dengan pamplet yang di tempel pada setiap tempat Ujian SMPTN. aku melihat hasil ujian itu, di situs online yang harus memasukkan nama peserta dan nomor peserta. ke...

Jumat , 20 Juni 2008 —Entah apa yang aku lakukan sampai semua hal yang kulakukan tak dapat aku kendalikan namun nalar ini tersadar dan memberontak dari apa yang naluri ini ingin lakukan. Tahun 2008 merupakan tahun yang takkan pernah aku lupakan, karena tahun tersebut terjadi suatu peristiwwa yang kuanggap ini suatu musibah yang dilontarkan untukku dan merupakan akuibat dari apa yang mungkin sebelumnya pernah aku lakukan—bisa disebut teguran dari Tuhan. Peristiwa itu terjadi dalam berbagai kejadian.  Pertama, aku mengidap penyakit demam berdarah, hingga tubuh ini lemas tak berdaya dan ketika itu aku dirawat inap  selama 2 minggu.Kedua, aku terkena stress, yang menjadikanku lupa ingatan dan aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan. Ketiga, aku mengalami kecelakaan yang sangat luarbiasa hingga kaki bagian sikut harus dioperasi dan dijait hingga lebih dari 20 jahaitan. Peristiwa itu Kukenang Dalam Cerpen dan Puisi Trauma yang berkepanjangan membuatku menyendiri dalam kesuny...

Plang SMAN 1 Curug Tangerang, 19 Mei 2009— Hari membingungkan bagiku ketika aku harus memikirkan “harus kemana aku setelah lulus SMP?” pertanyaan itu selalu mengelayut di nalar yang tak ujung bertepi. Aku tak tahu harus meneruskan kemana meneruskan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. akupun mendapat ajakan untuk mengikuti tes ujian masuk SMA di daerah Kadu Curug, Kab. Tangerang secara kolektif. tak pikir panjang, aku langsung mendaftar untuk mengikuti ujian tersebut. setelah mendaftar, terpikir dalam benak bahwa aku tak tahu dimana sekolah itu berada, aku hanya ikutikutan tes saja. aku bingung, knapa aku cepat sekali mengambil keputusan? setelah mengikuti ujian masuk di sekolah itu, aku menatikan dan harapharap cemas atas penantian nilai dan keberterimaanku pada sekolah yang berpapan nama "SMAN 1Curug Tangerang". tak terasa kabar yang ditunggu pun akhirnya datang juga dan alhamdulillah aku mendapatkan nilai yang cukup memuaskan serta aku diterima di sekolah negeri y...

Senin, 24  Juni 2002 —merupakan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang aku hinggapi setelah lulus Sekolah dasar di SDN Bojongnangka.tak mudah masuk sekolah negeri yang pada awalnya harus mengikuti ujian seleksi dan tahap pencapaian kompetensi. Namun Alhamdulillah aku dapat melaluinya. Sebelumnya memang kakakku sudah mengatakan kepada saya ahwa saya tak akan lolos ujian seleksi tersebut, disitulah aku tantang dia “Bilamana aku nanti lolos ujian seleksi tersebut, dia harus mau embayar semua adrimistrasi sekolah di SMP” tanpa raguragu dia pun menyetujui tantangan yang aku berikan. Ternyata bukan kakakku saja yang mempunyai tantangan namun akupun tersadar bahwa secara tak langsung aku sudah menantang diriku sendiri untuk dapat lolos ujian seleksi itu yang akan diadakan tak kurang seminggu lagi. Aku bukanlah pelajar yang pintar kawan. Aku hanya manusia yang mungkin bisa dibilang sedang sedang saja. Aku sih enggan untuk mengaku bahwa aku orang bodoh walaupun mungkin itu adalah kenyataan. S...

Kamis, 9 Mei 1996 —Aku adalah anak lelaki yang berusia 6 tahun dan bisa disamakan usiaku dengan kucing ibuku yang mempunyai perawakan yang gendut dan cukup menarik. Namun aku kalah menariknya dengan kucing ibuku. Perlu diketahui, aku masih lugu dan tak secerdas teman-teman seusiaku. Namaku Samantamuh. Aku anak bontot dari 5 bersaudara dari keluarga H. Nursaman dan Hj. Muhati. Kedua orangtuaku sibuk bekerja dan aku hanya pasrah ketika anakanak seusiaku bermain dengan orangtuanya namun aku hanya tertunduk dan sesekali meneteskan airmata. Entah apa artinya aku melakukan hal seperti itu, namun itulah aku.