SECARIK PENGENALAN: Samantamuh

Samantamuh
Samantamuh yang bernama asli Taufik Hidayat. Lahir di Bojongnangka, sebuah Kampung kecil di pinggiran Kota Tangerang pada tanggal 19 Mei 1990. Dia dilahirkan dari keluarga yang sederhana, beranggotakan lima bersaudara dan dia merupakan anak bungsu dari keluarga H. Nursaman & Hj. Muhati. Dia memulai pendidikannya langsung pada sekolah dasar tanpa mengenyam pendidikan Taman kanak-kanak terlebih dahulu. Dia sekarang sedang memompa ilmu di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Riwayat pendidikannya SDN Bojongnangka, SMPN 1 Legok Tangerang, SMAN 1 Curug Tangerang dan sekarang dia sedang berkuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang merupakan Kampus dengan julukan Small University.

Dia kini aktif di komunitas sastra seperti Kubah Budaya, Rumah Dunia Belistra (Bengkel menulis dan sastra) Untirta. Dia pun mempunyai keinginan menjadi seorang penyair nasional dengan memulai mengirimkan karya-karyanya ke media-media lokal dan nasional serta buletin dan majalah kampus. Karyanya sudah dimuat pada Buletin dan Majalah Kampus serta antologi puisi “Empat Amanat Hujan” Dewan Kesenian Jakarta (DKJ, 2010) dan Antologi Puisi “Negeri Cincin Api” (PBNU, 2011).

Dalam kesehariannya pria yang akrab dipanggil Opik ini, sangat bersahaja dengan kawan-kawanya, maka jangan heran dia mempunyai banyak teman yang bangga padanya. Itulah seorang samantamuh, tak pernah melepas senyumnya, selalu  berbagi semangat dan dia senang dengan kesederhanaannya.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMA NEGERI 1 CURUG: Dalam Kenangan

Gambar
Plang SMAN 1 Curug Tangerang, 19 Mei 2009— Hari membingungkan bagiku ketika aku harus memikirkan “harus kemana aku setelah lulus SMP?” pertanyaan itu selalu mengelayut di nalar yang tak ujung bertepi. Aku tak tahu harus meneruskan kemana meneruskan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. akupun mendapat ajakan untuk mengikuti tes ujian masuk SMA di daerah Kadu Curug, Kab. Tangerang secara kolektif. tak pikir panjang, aku langsung mendaftar untuk mengikuti ujian tersebut. setelah mendaftar, terpikir dalam benak bahwa aku tak tahu dimana sekolah itu berada, aku hanya ikutikutan tes saja. aku bingung, knapa aku cepat sekali mengambil keputusan? setelah mengikuti ujian masuk di sekolah itu, aku menatikan dan harapharap cemas atas penantian nilai dan keberterimaanku pada sekolah yang berpapan nama "SMAN 1Curug Tangerang". tak terasa kabar yang ditunggu pun akhirnya datang juga dan alhamdulillah aku mendapatkan nilai yang cukup memuaskan serta aku diterima di sekolah negeri y
Baca selengkapnya

LAUNCHING BUKU ANTOLOGI PUISI SELIMUT SAJAK DI ANGANCIPTA KARYA PELAJAR SMA KHARISMA BANGSA

Gambar
S ekolah Kharisma Bangsa pada hari Rabu, 18 Mei 2016 mengadakan acara peluncuran antologi puisi di AVR (Aula) Kharisma Bangsa. Buku antologi puisi berjudul Selimut Sajak di Angancipta karya para pelajar kelas 10 SMA Kharisma Bangsa. Buku antologi puisi berjudul Selimut Sajak di Angancipta terdiri atas 126 pelajar dan 252 puisi serta 5 puisi guru bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Berjaya Buku bekerjasama dengan Yayasan Kharisma Bangsa. Pada awal acara tersebu dibuka oleh pembacaan ayat suci Al-Quran dan dilanjutkan dengan diskusi buku oleh guru Bahasa Indonesia; Bapak Taufik Hidayat dan Ibu Yuniar Susanti. Diskusi tersebut membicarakan seputar proses kreatif dalam pembukuan puisi para pelajar. Dalam diskusi tersebut pembicara berharap buku ini dapat menjadi bibit-bibit yang akan berkembangkan karya-karya selanjutnya dan menjadi pupuk semangat bagi literasi di sekolah, khususnya di Kharisma Bangsa. “Bermula dari projek menulis puisi pada mata pel
Baca selengkapnya

SDN BOJONGNANGKA: Si Lugu

Gambar
Kamis, 9 Mei 1996 —Aku adalah anak lelaki yang berusia 6 tahun dan bisa disamakan usiaku dengan kucing ibuku yang mempunyai perawakan yang gendut dan cukup menarik. Namun aku kalah menariknya dengan kucing ibuku. Perlu diketahui, aku masih lugu dan tak secerdas teman-teman seusiaku. Namaku Samantamuh. Aku anak bontot dari 5 bersaudara dari keluarga H. Nursaman dan Hj. Muhati. Kedua orangtuaku sibuk bekerja dan aku hanya pasrah ketika anakanak seusiaku bermain dengan orangtuanya namun aku hanya tertunduk dan sesekali meneteskan airmata. Entah apa artinya aku melakukan hal seperti itu, namun itulah aku.
Baca selengkapnya